Rabu, 17 September 2014

makalah Meteorologi & Klimatologi "Klasifikasi iklim"

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
            Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca berdasarkan waktu yang panjang untuk suatu lokasi di bumi atau planet lain. Studi tentang iklim dipelajari dalam klimatologi.
Iklim di suatu tempat di bumi dipengaruhi oleh letak geografis dan topografi tempat tersebut. Pengaruh posisi relatif matahari terhadap suatu tempat di bumi menimbulkan musim, suatu penciri yang membedakan iklim satu dari yang lain. Perbedaan iklim menghasilkan beberapa sistem klasifikasi iklim.

            Trewartha and Horn (1995) mengatakan bahwa iklim merupakan suatu konsep yang abstrak, dimana iklim merupakan komposit dari keadaan cuaca hari ke hari dan elemen-elemen atmosfer di dalam suatu kawasan tertentu dalam jangka waktu yang panjang. Iklim bukan hanya sekedar cuaca rata-rata, karena tidak ada konsep iklim yang cukup memadai tanpa ada apresiasi atas perubahan cuaca harian dan perubahan cuaca musiman serta suksesi episode cuaca yang ditimbulkan oleh gangguan atmosfer yang bersifat selalu berubah, meski dalam studi tentang iklim penekanan diberikan pada nilai rata-rata, namun penyimpangan, variasi dan keadaan atau nilai-nilai yang ekstrim juga mempunyai arti penting. Indonesia mempunyai karakteristik khusus, baik dilihat dari posisi, maupun keberadaanya, sehingga mempunyai karakteristik iklim yang spesifik

            Berdasarkan posisi relatif suatu tempat di bumi terhadap garis khatulistiwa dikenal kawasan-kawasan dengan kemiripan iklim secara umum akibat perbedaan dan pola perubahan suhu udara, yaitu kawasan tropika (23,5°LU-23,5°LS), subtropika (23,5°LU-40°LU dan 23°LS-40°LS), sedang (40°LU-66,5°LU dan 40°LS-66,5°LS), dan kutub (66,5°LU-90°LU dan 66,5°LS-90°LS).
            Iklim kontinental adalah iklim yang berciri suhu musim dingin yang cukup untuk mengalami periode bersalju setiap tahun. Wilayah yang memiliki iklim kontinental terletak di Belahan Utara, dan juga dan pada wilayah dengan ketinggian yang tinggi. Iklim jenis ini mengalami sekurang-kurangnya tiga bulan dengan suhu melampaui 10°C danmusim sejuk selama sekitar satu bulan dengan suhu di bawah -3°C.
1
 

            Iklim kutub adalah iklim dingin yang terdapat di daerah kutub. Di daerah itu musim dingin berlangsung lama, musim panas yang sejuk berlangsung singkat, udaranya kering, tanahnya selalu membeku sepanjang tahun, saat musim dingin seluruh tanah ditutupi es, memiliki jenis vegetasi berupa lumut-lumutan dan semak-semak. Wilayahnya di belahan bumi utara yaitu Amerika Utara, Greenland, dan pantai utara Siberia, sedangkan di belahan bumi selatan yaitu antartika

            Iklim Mediterania adalah iklim pada kebanyakan wilayah cekungan Mediterania sebagai bagian dari iklim subtropis. Di luar Mediterania, iklim jenis ini terdapat di wilayah California, sebagian Australia barat dan selatan, Afrika Selatan bagian barat daya dan sebagian dari Chili tengah. Ciri iklim ini adalah musim panas yang hangat hingga panas dan kering, dan musim dingin yang mild dan basah. Contoh kota penting yang beriklim Mediterania adalah Atena, Barcelona, Beirut, Yerusalem, Madrid, Marseille dan Roma.    

            Iklim sedang untuk penggunaan dalam ilmu virologi, lihat kesedangan (virologi).
Dalam geografi, garis lintang sedang atau tepid dunia terletak di antara tropika dan lingkaran kutub.Perubahan di daerah ini antara musim panas dan musim dingin biasa sejuk, daripada terlalu panas atau dingin. Tapi di wilayah benua, seperti bagian tengah Amerika Utara, variasi antara musim panas dan musim dingin bisa ekstrem. Di daerah yang dianggap tropis, pemukiman di ketinggian tinggi (contohnya pegunungan Andes) memiliki iklim sedang. Zona sedang utara memanjang dari garis balik utara (sekitar 23.5 derajat lintang utara) hingga Lingkaran Arktik (sekitar 66.5 derajat lintang utara). Zona sedang selatan memanjang dari garis balik selatan (sekitar 23.5 derajat lintang selatan) hingga Lingkaran Antarktika (sekitar 66.5 derajat lintang selatan).
Di dalam perbatasan ini ada banyak jenis iklim, yang secara umum dikelompokkan dalam dua kategori: samudera dan benua. Iklim laut dipengaruhi oleh samudera, yang membantu menyeimbangkan temperatur stabil sepanjang tahun. Di zona sedang, angin datang dari barat, sehingga sisi barat benua sedang selalu merasakan iklim laut ini. Beberapa wilayah termasuk Eropa Barat, dan bagian barat Amerika Utara di garis lintang antara 40° dan 60° utara (65°U di Eropa).

            Iklim benua biasa berada di daratan, dengan musim panas hangat dan musim dingin yang dingin. Kehilangan dan penerimaan panas dibantu oleh massa tanah yang ekstensif. Di Amerika Utara, Pegunungan Rocky berperan sebagai perintang iklim bagi udara laut yang bertiup dari barat, membentuk iklim benua di timur. Di Eropa, iklim laut mampu menyeimbangkan temperatur daratan, karena rangkaian pegunungan besar - Alpen - terletak timur-barat (wilayah di timur rangkaian pegunungan Skandinavia adalah pengecualian).


2
 
            Mayoritas luas penduduk dunia menetap di zona sedang, terutama di belahan utara karena massa tanahnya. Orang-orang keturunan Eropa dominan di sebagian zona sedang karena migrasi besar 1700-an dan 1800-an, kecuali di daerah yang telah memiliki kepadatan penduduk yang tinggi (seperti Asia Timur) atau di dunia Muslim.

            Iklim subtropis basah (Köppen Cfa atau Cwa) adalah zona iklim yang bercirikan musim panas yang panas dan lembap, dan musim dingin yang nyaman. Jenis iklim ini mencakup kategori iklim yang luas, jadi istilah "subtropis" mungkin tidak kena dengan iklim musiman dingin.
Presipitasi tinggi dialami kebanyakan area beriklim ini pada semua musim. Hujan (dan adakalanya salju) pada musim dingin dikaitkan dengan badai besar yang dibawa oleh angin baratan dari barat ke timur. Pada musim panas, kebanyakan hujan turun dalam kondisi badai guntur dan badai tropis, topan atau badai sekali-sekala.

            Iklim subtropis basah terletak di tepi tenggara semua benua di antara garis lintang 25 ° dan 40 ° utara dan selatan. Antara yang kecualinya di mana zona iklim ini mencapai garis lintang 46 ° utara adalah di Lembah Po, Toulouse dan sepanjang pesisir Laut Hitam di Eropa.
Skim Köppen menandai iklim ini dengan suhu min bulan tersejuk di antara -3 ° C (26.6 ° F) dan 18 ° C (64 ° F), dan bulan terpanasnya pula mencapai 22 ° C (72 ° F); apakah musim sejuknya kering , yaitu kurang satu persepuluh kelembapan bulan musim panas terlembap (Köppen: w), atau tidak musim kering (Köppen: f, yaitu musim sejuknya menerima lebih satu persepuluh kelembapan bulan musim panas terlembap, dan musim panasnya menerima sedikitnya 40 mm (1.6 in ) sebulan atau lebih sepertiga bulan mus[1]
.



B. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut:
           
            1. Mendeskripsikan pengertian iklim
            2. Mengetahui klasifikasi iklim di dunia
            3. Mengetahui penerapannya










3
 
 


BAB II
PEMBAHASAN


C.  Klasifikasi Iklim di Dunia dan Penerapannya

1.1 klasifikasi Iklim menurut Koppen
                Pada tahun 1900, Wladimir Koppen, seorang ahli klimatologi Jerman mengklasifikasikan iklim dunia menjadi lima kelompok.klasifikasi  iklim yang dilakukannya berdasarkan curah hujan dan suhuudara. Selain itu, juga mempertimbangkan vegetasi dan penyebaranjenis tanah. Sistem klasifikasinya disusun dengan menggunakan huruf besar dan kecil. Setiap kelompok menggunakan simbol satu huruf besar. Sedang subkelompok menggunakan dua huruf, yaitu gabunganhuruf besar dan kecil. Klasifikasi iklim menurut Koppen, yaitu kelimakelompok iklim tipe A, B, C, D, dan E.
a.Iklim Tipe A (Iklim Hujan Tropis)
            wilayah beriklim tipe A memiliki curah hujan tinggi,penguapan tinggi (rata-rata 70 cm3 /tahun), dan suhu udara bulanan rata-rata di atas 18° C. Curah hujan tahunan lebih dari penguapan tahunan, tidak ada musim dingin.
Wilayah beriklim tipe A dikelompokkan menjadi tiga sebagai berikut.
1) Iklim tipe Af memiliki suhu udara panas dan curah hujan tinggisepanjang tahun. Di wilayah beriklim tipe A terdapat banyakhutan hujan tropik. Contoh: wilayah Sumatra, Kalimantan, dan Papua.Wilayah beriklim tipe Af memiliki ciri:
a) hutan sangat lebat dan heterogen (bermacam-macam tanaman)
b) terdapat banyak tumbuhan panjat
c) terdapat jenis tumbuhan seperti pakis, palem, dan anggrek.
2) iklim tipe Am, memiliki suhu udara panas, musim hujan, dan musim kemarau yang kering. Batas antara musim hujan dan kemarau tegas. Wilayah beriklim tipe Am antara lain terdapat di jawa barat, jawa tengah, sulawesi selatan, dan papua bagian selatan.  
Wilayah beriklim tipe Am memiliki ciri:
a) curah hujan tergantung musim
b) jenis tanaman pendek dan homogen
c) hutan homogen yang mengugurkan daunnya ketika kemarau

3) iklim tipe Aw, memiliki suhu udara panas, musim hujan, dan musim kemarau yang lebih panjang dibandingkan dengan musim hujan. Wilayah beriklim tipe Aw terdapat di wilayah jawa timur, madura, nusa tenggara barat, nusa tenggara timur, kepulauan aru, dan papua bagian selatan.
Wilayah beriklim tipe Aw memiliki ciri:
4
 
a) hutan berbentuk sabana (savana)
b) jenis tumbuhan padang rumput dan semak belukar
c) pohonnya berjenis rendah

b.Iklim Tipe B (Iklim Kering)
            Ciri Iklim tipe B adalah penguapan tinggi dengan curah hujanrendah (rata-rata 25,5 mm/tahun) sehingga sepanjang tahunpenguapan lebih besar daripada curah hujan. Tidak terdapat sur-plus air. Di wilayah beriklim tipe B tidak terdapat sungai yang permanen. Wilayah beriklim tipe B dibedakan menjadi tipe Bs(iklim stepa) dan tipe Bw (iklim gurun).

c.Iklim Tipe C (Iklim Sedang Hangat)
            Iklim tipe C mengalami empat musim, yaitu musim dingin,semi, gugur, dan panas. Suhu udara rata-rata bulan terdinginadalah (–3)°C – (–8)°C. Terdapat paling sedikit satu bulan yangbersuhu udara rata-rata 10° C.Iklim tipe C dibedakan menjadi tiga, sebagai berikut.
1)Iklim tipe Cw, yaitu iklim sedang basah ( humid mesothermal)dengan musim dingin yang   kering.
2)Iklim tipe Cs, yaitu iklim sedang basah dengan musim panasyang kering.
3)Iklim tipe Cf, yaitu iklim sedang basah dengan hujan dalamsemua bulan.

d.Iklim Tipe D (Iklim Salju Dingin)
            Iklim tipe D merupakan iklim hutan salju dengan suhu udararata-rata bulan terdingin < –3° C dan suhu udara rata-rata bulanterpanas > 10° C. Iklim tipe D dibedakan menjadi dua:
1) Iklim tipe Df, yaitu iklim hutan salju dingin dengan semua bulan lembap.
2) Wilayah beriklim tipe Dw, yaitu iklim hutan salju dingindengan musim dingin yang kering.

e.Iklim Tipe E (Iklim Kutub)
          Wilayah beriklim tipe E mempunyai ciri tidak mengenal musim panas, terdapat salju abadi dan padang lumut. Suhu udaratidak pernah melebihi 10° C. Wilayah beriklim tipe E dibedakanatas tipe Et (iklim tundra) dan tipe Ef (iklim kutub dengan salju abadi). Iklim tipe E terdapat di daerah Arktik dan Antartika

5
 
 


 Penerapan metode Koeppen
            Selain tiga jenis iklim A (Af, As, dan Aw), koeppen mengemukakan jenis iklim Am menunjukkan iklim tropis dengan jumlah curah hujan kurang dari 60 mm selama satu bulan atau lebih, tetapi pada bulan lainnya jumlah curah hujannya besar. Dengan keadaan semacam ini diharapkan bahwa tanaman tidak banyak dipengaruhi kekeringan untuk sementara waktu. Koeppen juga telah membagi jenis iklim kering (B) menjadi dua jenis, yaitu iklim stepa (BS) dan iklim gurun (BW), tetapi di indonesia tidak terdapat iklim gurun. Pada tempat yang tinggi di indonesia terdapat iklim C memnunjukkan suhu  rata-rata tahunan dan suhu rata-rata untuk bulan terdingin dan bulan terpanas di Indonesia sebagai fungsi ketinggian tempat.
 













Tabel  1.1 Suhu sebagai fungsi ketinggian.
           
6
 
            Dari gambar diatas terlihat bahwa ketinggian lebih dari 1.250 m, suhu pada bulan terdingin tetap dibawah 18°C, sehingga diatas ketinggian ini dinyatakan sebagai iklim C. Untuk membedakan iklim C yang terdapat di Indonesia dengan iklim C lintang tengah, maka notasi tambahan dengan huruf i di perlukan untuk iklim C yang isotermis. Di Indonesia batas antara iklim A dan Aa terletak kira-kira pada ketinggian 750 mm. Dalam iklim C batas antara Ci dan Chi terletak pada ketinggian 1.400 m, dengan h menunjukkan bahwa suhu rata-rata tehunan lebih besar dari 18°C. Selanjutnya iklim C dapat dibagi menurut jumlah curah hujannya ke dalam iklimCw, Cf dan Cs seperti halnya dalam iklim A.
            Pada dasarnya klasifikasi iklim menurut Koeppen dapat diterapkan di Indonesia, tetapi mengingat variasi curah hujan untuk suatu stasiun di Indonesia sangat besar maka hasil dari klasifikasi Koeppen kurang dapat memberi gambaran yang memuaskan.

1.2  Klasifikasi iklim Thornthwaite
            Ahli klimatologi Amerika C.W. Thornthwaite (1899-1963) mencoba membuat klasifikasi iklim dengan lebih sederhana. Dikemukakan bahwa pentingnya endapan untuk tanaman tidak hanya bergantung pada jumlahnya, tetapi juga pada intensitas penguapan. Jika penguapan besar, maka endapan yang dipakai oleh tanaman akan lebih kecil dari pada penguapannya kecil, tentu saja untuk jumlah endapan yang sama. berbeda dengan sistim Koeppen, maka Thornthwaite (1933), menghitung nisbah keefektifan endapan (P-E), yang didefinisikan sebagai jumlah endapan bulanan (P) dibagi dengan jumlah penguapan bulanan (E), yaitu:
            Nisbah P-E =P/E
            Jumlah setahun (12 bulan) dari  nisbah P-E disebut indeks P-E. Karena kurangnya dat pengamatan mengenai penguapan, maka untuk mengatasi kesulitan tersebut Thornthwaite mempelajari hubungan antara endapan (P), penguapan (E), dan suhu (T) pada 21 stasiun di Amerika Serikat, yang pengukuran penguapannya dilakukan dari bulan April sampai September selama periode 4 sampai 12tahun.
Tabel 1.2 daerah kelembapan menurut Thornthwaite
Tabel kelembapan
Karakteristik tanaman
Indeks P-E
A. Basah
Hutan hujan

B. Lembap
Hutan
64-127
C. Kurang lembap
Padang rumput
32-63
D. Agak kering
Stepa
16-31
E. Kering
Gurun
< 16

7
 
            Kenyataanya tidak semua kombinasi antara daerah kelembapan dan keempat jenis tersebut dapat terjadi. Dalam meninjau daerah iklim di bumi, perlu ditinjau juga suhunya. Untuk hal tersebut Thornthwaite mengemukakan koefesien bulanan dari keefesienan panas, yaitunnisbag T – E, jumlah dari 12 bulan nisbah T – E disebut indeks T – E. Koefisien panas sangat rendah di daerah kutub dan indeks T – E didefinisikan sedemikian rupa sehingga menjadi nol pada batas iklim tundra. Di daerah tropis kondisi panas sangat baik untuk tanaman.
            Keefektifan endapan dan keefisienan suhu merupakan dua faktor iklim yang sangat penting, seperti suhu dan endapan pada klasifikasi Koeppen. Tentu saja daerah iklim yang didefinisikan Koeppen tidak sesuai dengan yang didefinisikan Thornthwaite . dalm prakteknya, menurut Thornthwaite daerah hutan hujan tropis jauh lebih sedikit.
Tabel 1.3 daerah suhu menurut Thornthwaite
Daerah suhu
Indeks T – E
A': Tropis

B': Mesotermal
64-127
C': Mikrotermal
32-63
D': Taiga
16-31
E': Tundra
1-15
D': Salju
0

Penggunaan kefektifan endapan dari Thornthwaite mungkin secara teoritis lebih memuaskan daripada metode Koeppen, tetapi dalam prakteknya timbul kesulitan karena data penguapan sangat kurang.
Contoh klasifikasi iklim Thornthwaite adalah:
BA'  : iklim tropis lembap
BB'  : iklim mesotermal lembap
CA'  : iklim tropis kurang lembap
DA'  : iklim tropis agak kering
DB'  : iklim mesotermal agak kering


1.3 Klasifikasi iklim Mohr

            Berdasarkan penelitian tanah, Mohr membagi tiga derajat kelembapan , yaitu:
-          Jumlah curah hujan dalam  1 bulan lebih dari 100 mm, maka bulan ini dinamakan bulan basah, jumlah curah hujan ini melampaui jumlah peguapan.
-          Jika jumlah curah hujan dalam 1 bulan kurang dari 60 mm, maka bulan ini dinamakan bulan kering, penguapan banyak berasal dari air dalam tanah daripada curah hujan.
-          Jika jumlah curah hujan dalam 1 bulan antara 60 mm dan 100 mm maka bulan ini dinamakan bulan lembap, curah hujan dan penguapan kurang lebih seimbang.
Tentu saja jenis tanah memegang peranan, tetapi dengan nilai batas kriteria diatas sudah cukup mewakili berbagai jenis tanah.
8
 
            Berdasrkan kriteria tersebut, maka langkah pertama Mohr adalah mencari bulan kering dan bulan basah, kemudian langkah kedua berdasarkan rata-rata bulanan seperti halnya pada metode Koeppen, tetapi langkah kedua ini kurang sesuai untuk iklim dim Indonesia. Jadi langkah pertama sudah sesuai bagi iklim pertanian, tinggal melukiskan klasifikasi iklimnya yang perlu disempurnakan.
            Meskipun demikian, karya tulis Mohr menarik perhatian para ahli klimatologi, Thornthwaite telah membuat artikel yang isinya mendiskusikan sistim iklim dari Mohr secara panjang leba, metode Mohr ini telah diterapkan dengan berhasil di daerah tropis. Seperti di Trinidad dan dalam bentuk modifikasi, sistem Mohr telah diterapkan di Kongo.


1.4  Iklim menurut Schmidt-Ferguson
            Schmidt-Ferguson (1950) membentuk klasifikasi iklim berdasarkan jumlah rata-rata bulan basah dan kering. Bulan disebut bulan basah jika dalam satu bulan curah hujan kurang dari 60 mm. Schmidt-Ferguson menggunakan nilai Q yang diperoleh dari perbandingan jumlah rata-rata bulan kering dan jumlah rata-rata bulan basah.
Q=

1.5   Iklim menurut Junghuhn
Jughunh membuat klasifikasi iklim berdasarkan ketinggian tempat dan vegetasi pada tiap ketinggian tertentu.Menurut Junghuhn klasifikasi daerah iklim dapat dibedakan sebagai berikut:

1. Daerah panas/tropis

            Ketinggian tempat antara 0 – 600 m dari permukaan laut. Suhu 26,3° – 22°C. Tanamannya seperti padi, jagung, kopi, tembakau, tebu, karet, kelapa, dan cokelat.

2. Daerah sedang
9
 

Ketinggian tempat 600 – 1500 m dari permukaan laut. Suhu 22° -17,1°C. Tanamannya seperti padi, tembakau, teh, kopi, cokelat, kina, dan sayur-sayuran.


3. Daerah sejuk

Ketinggian tempat 1500 – 2500 m dari permukaan laut. Suhu 17,1° – 11,1°C. Tanamannya seperti teh, kopi, kina, dan sayur-sayuran.

4. Daerah dingin

Ketinggian tempat lebih dari 2500 m dari permukaan laut. Suhu 11,1° – 6,2°C. Tanamannya tidak ada tanaman budidaya kecuali sejenis lumut.

1.6  Iklim menurut Oldemen

10
 
            Seperti halnya metode Schmidt-Ferguson, metode Oldemen (1975) hanya memakai unsur curah hujan sebagai dasar klasifikasi iklim. Jumlah curah hujan sebesar 200 mm tiap bulan dipandang cukup untuk membududayakan padi sawah, sedangkan sebagian besar palawija maka jumlah curah hujan minimal yang diperukan adalah 100 mm tiap bulan. Musim hujan selama 5 bulan dianggap cukup untuk membudidayakan sawah selam satu musim.dalam metode ini, bulan basah di definisikan sebagai bulan yang mempunyai jumlah curah hujan yang sekurang-kurangnya 200 mm. Meskipun lamanya periode pertumbuhan padi terutama ditentukan oleh jenis yang digunakan, periode 5 bulan basah berurutan dalam satun tahun dipandang optimal untuk sekali tanam. Jika lebih dari 9 bulan basah maka petani dapat  menanam padfi sebanyak 2 kali masa tanam. Jika kurang dari 3 bulanbasah berurutan, maka tidak dapat membudidayakan padi tanpa irigasi tambahan. Dari tinjauan di atas, Oldemen membagi 5 daerah agroklimat utama yaitu:
            A : Jika terdpapat lebih dari 9 bulan basah berurutan
            B : Jika terdpat 7 – 9 bulan basah berurutan
            C : Jika terdapat 5 – 6 bulan basah berurutan
            D : Jika terdapat 3 – 4 bulan basah berurutan
            E : Jika terdapat kurang dari 3 bulan basah berurutaan
Stratifikasi kedua adalah jumlah bulan kering berurutan. Bulan kering didefinisikan sebagai hujan yang mempunyai curah hujan kurang dari 100 mm, karena untuk pertumbuhan tanaman palawija diperlukan curah hujan sekurang-kurangnya 100 mm tiap bulan. Jika terdapat kurang dari 2 bulan kering, petani dengan mudah mengatasinya karena tanah cukup lembap. Jika periode bulan kerng antara 2 dan 4, maka petani harus hati-hati dalam membudayakan tanaman. Periode 5 sampai 6 bulan kering berurutan dipandang  sangat lama jika irigasi tambahan tidak tersedia. Dengan demikian pendaerahan agroklimat dengan meninjau stratifikasi kedua adalah sebagai berikut :

 Tabel 1.4 zona agroklimat







11
 
 


BAB II

PENUTUP

D. Kesimpulan

           
            Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca berdasarkan waktu yang panjang untuk suatu lokasi di bumi atau planet lain. Studi tentang iklim dipelajari dalam klimatologi.

            Iklim di suatu tempat di bumi dipengaruhi oleh letak geografis dan topografi tempat tersebut. Pengaruh posisi relatif matahari terhadap suatu tempat di bumi menimbulkan musim, suatu penciri yang membedakan iklim satu dari yang lain. Perbedaan iklim menghasilkan beberapa sistem klasifikasi iklim.

            Ada beberapa klasifikasi iklim di dunia menurut para ahli, menurut Wladimir Koeppen, mengklasifikasikan iklim dunia menjadi lima kelompok.klasifikasi  iklim yang dilakukannya berdasarkan curah hujan dan suhuudara. Menurut C.W. Thornthwaite  mencoba membuat klasifikasi iklim dengan lebih sederhana. Dikemukakan bahwa pentingnya endapan untuk tanaman tidak hanya bergantung pada jumlahnya, tetapi juga pada intensitas penguapan. Menurut Mohr, tanah memberikan peranan penting terhadap iklim. Menurut Schmidt-Ferguson  membentuk klasifikasi iklim berdasarkan jumlah rata-rata bulan basah dan kering. Menurut Jughunh membuat klasifikasi iklim berdasarkan ketinggian tempat dan vegetasi pada tiap ketinggian tertentu. Dan Oldemen hanya memakai unsur curah hujan sebagai dasar klasifikasi iklim.




12
 
 














E.  Saran

Dengan adanya klasifikasi iklim dan pembagian iklim di dunia ini di harapkan agar bisa lebih efektif dan efesien dalam bidang pertanian maupun perkebunan dalam menentukan bahan, lahan, maupun kondisi iklim di suatu daerah tersebut agar mendapat hasil yang memuaskan dan dapat membuat perekonomian menjadi lebih baik.































13
 
 


DAFTAR PUSTAKA


Pariwara Intan. 2012. Detik-detik ujian nasional geografi. PT Macanan Jaya Cemerlang. Klaten

Tjasyono Bayong. 2004. Klimatologi edisi ke-2. ITB Bandung































Kata Pengantar



            Alhamdulillah Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT kami ucapkan atas selesai nya makalah kelompok ini. Dengan ridho dan kasih sayang serta petunjuk dari-Nya kami telah menyelesaikan yang berjudul “Klasifikasi Iklim di Dunia dan Penerapannya” ini dengan baik. Makalah  ini dapat di selesaikan dengan semampu nya kelompok kami.
            Dengan menyelesaikan makalah ini kami sedikit demi sedikit dapat mengerti tentang klasifikasi iklim di dunia dan penerapannya, dan lebih mengerti dengan iklim di kota yang di tempati ini.
            Tugas ini bermanfaat untuk kami semua sebagai acuan dalam proses belajar. Akhirnya kelompok kami hanya bisa menghimbau kepada pembaca dan bapak dosen atas laporan ini diselesaikan dengan sebaik mungkin dan bisa bermanfaat untuk kedepannya.
            Kami mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan, kata, kalimat dan mohon maaf apabila ada kekurangan yang lainnya.



















Daftar isi


BAB I                PENDAHULUAN.................................................................................................   1
  A. Latar Belakang .................................................................................................     1
  B. Tujuan................................................................................................................     3

BAB II
   PEMBAHASAN ...................................................................................................   4
   C.  Klasifikasi iklim di dunia dan penerapannya .....................................................  4
   1.1  Klasifikasi iklim menurut Koeppen.................................................................   4
   1.2  Klasifikasi iklim  menurut Thornthwaite.........................................................   7
   1.3  Klasifikasi iklim menurut Mohr.......................................................................    8
   1.4  Klasifikasi iklim menurut Schmidt-Ferguson..................................................    9
   1.5  Klasifikasi iklim menurut Junghuhn................................................................    9
   1.6  Klasifikasi iklim menurut Oldemen.................................................................  10

BAB III
   PENUTUP ............................................................................................................ 12
   D. Kesimpulan ......................................................................................................   12
    E. Saran.................................................................................................................   13
 DAFTAR PUSTAKA



0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright (c) 2010 Geografi Universitas Mulawarman. Design by WPThemes Expert
Themes By Buy My Themes And Cheap Conveyancing.