BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Praktek Lapangan
Langkah persiapan sebelum menuju
lokasi praktek lapang adalah penelusuran teori dan konsep-konsep yang
menjelaskan tentang objek studi yang akan dikunjungi. Kajian teori tentang
objek sangat dibutuhkan untuk mempertajam dan mengarahkan pemahaman pengamat
pada berbagai gejala geologi.
Pelaksaan praktek lapangan ini didasarkan pada kuriukulum tahun 2012/2013 pada semester genap, untuk
menunjang tercapainya pembelajaran geografi. Waktu pelaksanaan praktek ini
dilaksanakan Selama empat hari yaitu mulai tanggal 13 april 2013 – 11 mei 2013. Praktek lapangan ini dimaksudkan untuk menyusaikan antara
teori yang diterima dengan objek lapangan.Karena kita tahu bahwa kajian gelogi
belum cukup lengkap jika hanya sebatas teori saja, sehingga praktek lapangan sangatlah
penting untuk dilaksanakan karena dapat membantu memperdalam ilmu serta
mengetahui yang sesungguhnya kejadian dilapangan yang diterima khususnya pada mata
kuliah geologi umum.
1.2 Ruang Lingkup Praktek Lapangan
Lingkup pokok penelitian telah menjadi suatu wilayah
tertentu yang akan dijadikan sebagai perbandingan pembelajaran tentang gejala –
gejala geologi. Dimana gejala tersebut akan dihubungkan dengan apa yang telah
didapatkan selama proses pelajaran di kelas.
Geologi
sebagai dari pengetahuan alam yang mempelajari segala sesuatu tentang
gejala-agejala yang terdapat dipermukaan dan didalam bumi. Dalam mengkaji
dan mempelajari ilmu geologi tidak cukup hanya berbekal teori, tetapi juga
sangat diperlukan pengalaman langsung di lapangan. Dalam hal ini alam berfungsi
sebagai laboratorium universal karena pengetahuan geologi bukanlah semata –
mata pengetahuan yang eksak seperti halnya ilmu fisika maupan matematika.
Pengembangan pokok bahasan akan jauh lebih baik jika mahasiswa melakukan
observasi langsung di lapangan sesuai kondisi alam yang dimiliki oleh
wilayah yang diamati. Dengan begitu akan lebih mempermuda pemahaman mahasiswa
untuk memahami teori yang telah diperoleh sebelumnya dan mengetahui kebenaran
yang ada tentang gejala- gejala geologi di muka bumi.
1.3 Tujuan Praktek
Lapangan
Adapun tujuan
dilaksanakannya praktek lapangan ini antara lain :
a. Menguasai penggunaan peralatan lapangan
baku.
b. Melatih
mahasiswa mengobservasi, mengukur dan mengumpulkan data geologi kota Samarinda.
c. Melatih mengumpulkan data, mengelola
dan menginterpretasi data yang dikumpulkan melalui observasi mengukur dan cara
mengumpulkan yang lainnya untuk menyusun karya ilmiah geologi.
d. Dilatih
menjadikan lapangan sebagai salah satu media pembelajaran.
e. Membentuk sikap
dan perilaku cinta lingkungan kepada para mahasiswa
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mineral (Deret Bowen
Series)
Mineral adalah bahan padat anorganik
yang terdapat secara alamiah, yang terdiri dari unsur –unsur kimiawi dalam
perbandingan tertentu, dimana atom-atom didalamnya tersusun mengikuti suatu
pola yang sistematis. Mineral terbentuk scara alamiah, senyawa anorganik,
komposisi kimia tertentu, dan sifat-sifat fisik yang konsisten,sifat fisik
mineral mempunyai banyak ragam sebagian meliputi kekerasan, bentuk, warna,
belahan dan lain-lain. Mineral terbentuk secara alamiah artinya material
kristalin sintetis adalah bukan mineral.
Mineral
terbentuk oleh atom-atom yang saling mengikat.ada dua jenis ikatan yang banyak
terbentuk dialam ikatan ion dan ikatan kovalen, pembentukan ikatan ion antara
sodium dan klor dilakukan oleh pertukaran elektron kulit terluar dari atom
sodium kepada atom klor proses ini menghasilkan kulit terluar yang stabil bagi
kedua atom tersebut. Ikatan kovalen terbentuk ketika dua atom berbagi elektron
ikatan antara silikon dan oksigen yang banyak jenis mineralnya terutama
terbentuk oleh ikatan ini.
Sedangkan
Mineral diklasifikasikan berdasarkan sifat fisik dan komposisi kimia. Sifat
fisik mineral antara lain berdasarkan:
1. Struktur kristal, diamati melalui mikroskop.
2. Kekerasan (Hardness), diukur berdasarkan Mohs scale (1-10) ;
Talc Mg3Si4O10(OH)2
Gypsum CaSO4•2H2O
Calcite CaCO3
Fluorite CaF2
Apatite Ca5(PO4)3(OH,Cl,F)
Orthoclase KAlSi3O8
Quartz SiO2
Topaz Al2SiO4(OH,F)2
Corundum Al2O3
Diamond C (pure carbon)
3. Kilap (Luster), diukur dari interaksi terhadap cahaya
4. Warna (Colour), tampak oleh mata
5. Streak
6. Cleavage
7. Fracture
8. Specific gravity
9. Lain-lain (Fluorescence, Magnetism, Radioaktivity, dll).
Mineral diklasifikasikan berdasarkan komposisi kima dengan grup anion. Berikut klasifikasinya menurut Dana :
1. Silicate Class, merupakan grup terbesar. silicates (sebagian besar batuan adalah >95% silicates), yang terdiri dari silicon dan oxygen, dan dengan ion tambahan seperti aluminium, magnesium, iron, dan calcium. Contoh lain seperti feldspars, quartz, olivines, pyroxenes, amphiboles, garnets, dan micas.
2. Carbonate Class, merupakan mineral yang terdiri dari anion (CO3)2- dan termasuk calcite dan aragonite (keduanya merupakan calcium carbonate), dolomite (magnesium/calcium carbonate) dan siderite (iron carbonate). Carbonate terbentuk pada lingkungan laut oleh endapan bangkai plankton. Carbonate juga terbentuk pada daerah evaporitic dan pada daerah karst yang membentuk gua/caves, stalactites dan stalagmites.Carbonate class juga termasuk mineral-mineral nitrate dan borate.
3. Sulfate Class, Sulfates terdiri dari anion sulfate, SO42-. Biasanya terbentuk di daerah evaporitic yang tinggi kadar airnya perlahan-lahan menguap sehingga formasi sulfate dan halides berinteraksi. Contoh sulfate; anhydrite (calcium sulfate), celestine (strontium sulfate), barite (barium sulfate), dan gypsum (hydrated calcium sulfate). Juga termasuk chromate, molybdate, selenate, sulfite, tellurate, dan mineral tungstate.
4. Halide Class, halides adalah grup mineral yang membentuk garam alami (salts) dan termasuk fluorite (calcium fluoride), halite (sodium chloride), sylvite (potassium chloride), dan sal ammoniac (ammonium chloride). Halides, seperti halnya sulfates, ditemukan juga di daerah evaporitic settings seperti playa lakes dan landlocked seas seperti Dead Sea dan Great Salt Lake. The halide class termasuk juga fluoride, chloride, dan mineral-mineral iodide.
Oxide Class, Oxides sangatlah penting dalam dunia pertambangan karena bijih (ores) terbentuk dari mineral-mineral dari kelas oxide. Kelas mineral ini juga mempengaruhi perubahan Kutub Magnetic Bumi. Biasanya terbentuk dekat dengan permukaan bumi, teroksidasi dari hasil pelapukan mineral lain dan sebagai mineral asesori pada batuan beku crust dan mantle. Contoh mineral Oxides; hematite (iron oxide), magnetite (iron oxide), chromite (iron chromium oxide), spinel (magnesium aluminium oxide – mineral pembentuk mantle), ilmenite (iron titanium oxide), rutile (titanium dioxide), dan ice (hydrogen oxide). Juga termasuk mineral-mineral hydroxide.
5. Sulfide Class, hampir serupa dengan Kelas Oxide, pembentuk bijih (ores). Contohnya termasuk pyrite (terkenal dengan sebutan emas palsu ‘fools’ gold), chalcopyrite (copper iron sulfide), pentlandite (nickel iron sulfide), dan galena (lead sulfide). Termasuk juga selenides, tellurides, arsenides, antimonides, bismuthinides, dan sulfosalts.
6. Phosphate Class, termasuk mineral dengan tetrahedral unit AO4, A dapat berupa phosphorus, antimony, arsenic atau vanadium. Phospate yang umum adalah apatite yang merupakan mineral biologis yang ditemukan dalam gigi dan tulang hewan. Termasuk juga mineral arsenate, vanadate, dan mineral-mineral antimonate.
7. Element Class, terdiri dari metal dan element intermetalic (emas, perak dan tembaga), semi-metal dan non-metal (antimony, bismuth, graphite, sulfur). Grup ini juga termasuk natural alloys, seperti electrum, phosphides, silicides, nitrides dan carbides.
8. Organic Class, terdiri dari substansi biogenic; oxalates, mellitates, citrates, cyanates, acetates, formates, hydrocarbons and other miscellaneous species. Contoh lain juga; whewellite, moolooite, mellite, fichtelite, carpathite, evenkite and abelsonite
1. Struktur kristal, diamati melalui mikroskop.
2. Kekerasan (Hardness), diukur berdasarkan Mohs scale (1-10) ;
Talc Mg3Si4O10(OH)2
Gypsum CaSO4•2H2O
Calcite CaCO3
Fluorite CaF2
Apatite Ca5(PO4)3(OH,Cl,F)
Orthoclase KAlSi3O8
Quartz SiO2
Topaz Al2SiO4(OH,F)2
Corundum Al2O3
Diamond C (pure carbon)
3. Kilap (Luster), diukur dari interaksi terhadap cahaya
4. Warna (Colour), tampak oleh mata
5. Streak
6. Cleavage
7. Fracture
8. Specific gravity
9. Lain-lain (Fluorescence, Magnetism, Radioaktivity, dll).
Mineral diklasifikasikan berdasarkan komposisi kima dengan grup anion. Berikut klasifikasinya menurut Dana :
1. Silicate Class, merupakan grup terbesar. silicates (sebagian besar batuan adalah >95% silicates), yang terdiri dari silicon dan oxygen, dan dengan ion tambahan seperti aluminium, magnesium, iron, dan calcium. Contoh lain seperti feldspars, quartz, olivines, pyroxenes, amphiboles, garnets, dan micas.
2. Carbonate Class, merupakan mineral yang terdiri dari anion (CO3)2- dan termasuk calcite dan aragonite (keduanya merupakan calcium carbonate), dolomite (magnesium/calcium carbonate) dan siderite (iron carbonate). Carbonate terbentuk pada lingkungan laut oleh endapan bangkai plankton. Carbonate juga terbentuk pada daerah evaporitic dan pada daerah karst yang membentuk gua/caves, stalactites dan stalagmites.Carbonate class juga termasuk mineral-mineral nitrate dan borate.
3. Sulfate Class, Sulfates terdiri dari anion sulfate, SO42-. Biasanya terbentuk di daerah evaporitic yang tinggi kadar airnya perlahan-lahan menguap sehingga formasi sulfate dan halides berinteraksi. Contoh sulfate; anhydrite (calcium sulfate), celestine (strontium sulfate), barite (barium sulfate), dan gypsum (hydrated calcium sulfate). Juga termasuk chromate, molybdate, selenate, sulfite, tellurate, dan mineral tungstate.
4. Halide Class, halides adalah grup mineral yang membentuk garam alami (salts) dan termasuk fluorite (calcium fluoride), halite (sodium chloride), sylvite (potassium chloride), dan sal ammoniac (ammonium chloride). Halides, seperti halnya sulfates, ditemukan juga di daerah evaporitic settings seperti playa lakes dan landlocked seas seperti Dead Sea dan Great Salt Lake. The halide class termasuk juga fluoride, chloride, dan mineral-mineral iodide.
Oxide Class, Oxides sangatlah penting dalam dunia pertambangan karena bijih (ores) terbentuk dari mineral-mineral dari kelas oxide. Kelas mineral ini juga mempengaruhi perubahan Kutub Magnetic Bumi. Biasanya terbentuk dekat dengan permukaan bumi, teroksidasi dari hasil pelapukan mineral lain dan sebagai mineral asesori pada batuan beku crust dan mantle. Contoh mineral Oxides; hematite (iron oxide), magnetite (iron oxide), chromite (iron chromium oxide), spinel (magnesium aluminium oxide – mineral pembentuk mantle), ilmenite (iron titanium oxide), rutile (titanium dioxide), dan ice (hydrogen oxide). Juga termasuk mineral-mineral hydroxide.
5. Sulfide Class, hampir serupa dengan Kelas Oxide, pembentuk bijih (ores). Contohnya termasuk pyrite (terkenal dengan sebutan emas palsu ‘fools’ gold), chalcopyrite (copper iron sulfide), pentlandite (nickel iron sulfide), dan galena (lead sulfide). Termasuk juga selenides, tellurides, arsenides, antimonides, bismuthinides, dan sulfosalts.
6. Phosphate Class, termasuk mineral dengan tetrahedral unit AO4, A dapat berupa phosphorus, antimony, arsenic atau vanadium. Phospate yang umum adalah apatite yang merupakan mineral biologis yang ditemukan dalam gigi dan tulang hewan. Termasuk juga mineral arsenate, vanadate, dan mineral-mineral antimonate.
7. Element Class, terdiri dari metal dan element intermetalic (emas, perak dan tembaga), semi-metal dan non-metal (antimony, bismuth, graphite, sulfur). Grup ini juga termasuk natural alloys, seperti electrum, phosphides, silicides, nitrides dan carbides.
8. Organic Class, terdiri dari substansi biogenic; oxalates, mellitates, citrates, cyanates, acetates, formates, hydrocarbons and other miscellaneous species. Contoh lain juga; whewellite, moolooite, mellite, fichtelite, carpathite, evenkite and abelsonite
2.2 Batuan
Batuan
merupakan bagain kulit bumi dalam bentuk padat dan terbentuk oleh agregrasi
partikel mineral.Sebagian besar batu merupakan campuran dari beberapa mineral
yang tidak mempunyai ramuan yang pasti, sehingga sebutir batu dengan butiran
batu lainnya mungkin berbeda unsurnya.batuan sendiri dibedakan menjadi tiga yaitu batuan beku,
batuan sedimen, dan batuan metamorf.
2.2.1 Batuan Beku
Batuan beku merupakan batuan hasil
pendinginan batuan cair pijar (magma) yang berasal dari dalam permukaan bumi.
Magma yang keluar dari dalam bumi juga dapat mengalami proses pembekuan pada saat
perjalanan ke permukaan bumi. Pembekuan magma ada yang masih berada di sekitar
dapur magma, berada di dalam lubang perjalanan(korok) dan ada yang membeku di
permukaan bumi. Oleh karena itu , batuan beku terbagi atas tiga bagian menurut
tempat pembekuannya, yaitu :
·
Batuan Plutonik ( batuan beku dalam), yaitu batuan yang
membeku di dalam dapur magma. Proses pembekuan batuan ini secara perlahan –
lahan sehigga ablur – ablurnya tumbuh secara wajar. Hasil pembekuaan ini adalah
batuan yang seluruhnya terdiri dari hablur (kristal). Misalnya, batuan granik.
·
Batuan intrusive (batuan korok), yaitu batuan yang tempat
membeku di antara dapur magma dengan permukaan bumi (korok). Misalnya, batuan
batolit.
Batuan ekstrusif (batuan beku luar),
yaitu batuan yang membeku di permukaan bumi. Batuan ini prses membekunya
secara cepat sehingga hablur – hablurnya halus. Misalnya, batu kaca dan batu
apung.
2.2.2 Batuan Sedimen
Batuan sedimen adalah batuan yang
terbentuk sebagai akibat perombakan atau terkikisnya batuan dari suatu tempat
kemudian di endapkan secara berlapis – lapis di tempat lain. Setelah mengalami
proses pengerasan, yakni perekatan dan penekanan dalam waktu yang lama,
sediment akhirnya dapat membantu.
Menurut proses pembentukannya,
batuan sediment dapat digolongkan menjadi tiga golongan yaitu :
1) Aluvial, yaitubatuan sedimen yang
dibentuk dan diendapkan oleh sungai – sungai. Misalnya, pasir dan tanah endapan
ditepi sungai.
2) Batuan sedimen mudah, batuan yang
tidak dipengaruhi oleh gerakan orogen. Pada lapisan batuan ini sering terdapat
tambang minyak bumi. Misalnya Lumpur lunak.
3) Batuan sediment tua, yaitu batuan
sediment yang sudah melengkung atau terlipat bahkan retak oleh gaya endogen.
Misalnya..batua serpih.
Menurut
bahan asal pembentukannya, batuan sediment dapat dibedakan menjadi tiga bagian
antara lain :
·
Batuan sedimen klastis, yaitu batuan yang terbentuk oleh
disintegrasi batuan asal melalui proses pelapukan. Proses transportasi oleh air
atau angin dapat mengubah atau memperkecil pecahnya batuan dalam berbagai
ukuran dan bentuk. Batuan sedimen klastis dapat dibagi atas sub bagian, yaitu :
a).
batuan sedimen yang butiranya sangat halus, misalnya tanah liat
b).
batuan sedimen yang butiranya halus sedang, misalnya pasir.
c). batuan sedimen yang butiranya kasar, misalnya
breksi dan konglomerat.
·
Batuan sediment organis, yaitu batuan yang berasal dari
kegiatan organisme. Misalnya batu kapur.
·
Batuan sediment kimiawi, yaitu batuan yang terbentuk karena
proses kimiawi.misalnya evaporit.
2.2.3 Batuan Metamorf
Batuan metamorf adalah batuan yang
terbentuk sebagai akibat tekanan yang berat dan mendapat sentuhan temperature
yang tinggi di dalam bumi. Batuan ini berasal dari batuan beku ataupun sediment
yang terbentuk akibat adanya tekanan dan temperatur yang tinggi dalam waktu
yang sangat lama.
Jenis batuan malihan / metamorf yaitu :
Ø batu marmer
yang berasal dari batu gamping
Ø batu sabak,
yang berasal dari batu serpih
Ø batu gneiss, yang berasal dari batu
granit
Ø batu bara
keras / grafit yang berasal dari bara lunak
Ø pasir
kuarsa, yang berasal dari batuan pasir.
2.3 Navigasi
Navigasi adalah penentuan posisi dan
arah untuk melakukan suatu kegiatan lapangan ataupun perjalanan baik di medan
sebenarnya atau di peta, dan oleh sebab itulah pengetahuan tentang kompas dan
peta serta teknik penggunaannya haruslah dimiliki dan dipahami.
Sebelum kompas ditemukan,
navigasi dilakukan dengan melihat posisi benda – benda langit seperti matahari
dan bintang-bintang dilangit.
2.3.1 Peta
Geologi (Formasi Batuan)
Peta Geologi adalah suatu peta tematik yang menggambarkan kondisi
geologi suatu daerah. Peta tersebut merupakan hasil dari proses pemetaan
geologi. Pemetaan geologi adalah suatu kerja lapangan yang memanfaatkan metode
geologi lapangan untuk menghasilkan Peta Geologi dari daerah tersebut.
2.3.2 Orientasi Medan dan GPS
Orientasi medan adalah Pengidentifikasian atau pengenalan
suatu daerah GPS atau Global Positioning System adalah salah satu sistem yang
membantu kita untuk mengetahui posisi kita berada saat ini. GPS bekerja
menstranmisikan signal dari satelit ke perangkat GPS untuk memperoleh detil
posisi yang seakurat mungkin, GPS sebaiknya digunakan di ruang terbuka
penggunaan GPS didalam ruangan, hutan atau pun ditempat yang banyak
gedung-gedung tinggi, akan membuat GPS bekerja kurang akurat.
2.3.3 Kompas
Ada
dua tipe kompas geologi yang dikenal, yaitu kompas empat kuadran dimana lempengan
skala dibagi menjadi empat kuadran, kuadaran NE (North-East), NW (North-West),
SW (South-West) dan SE (South-East), masing-masing besamya 0 0 s/d 90° diukur
dari North (Utara) dan South (Selatan) balk ke arah East (Timur) maupun West
(Barat). Sedangkan tipe yang kedua adalah kompas tipe azimuth atau tipe 360°,
dimana lempengan skala dibagi menjadi 360° diukur dari North ke East.
2.4 Pemetaan
Geologi
pemetaan geologi adalah
menampilkan segala macam
kondisi geologi yang ada di lapangan (yang bersifat tiga dimensionil) ke dalam
peta (yang bersifat dua dimensionil). Gejala geologi yang nampak di lapangan
terutama adalah batuan, urutan batuan, struktur batuan serta bangun bentang
alam yang dibangun oleh batuan tersebut.
2.5 Struktur
Geologi
Struktur geologi adalah suatu struktur atau kondisi geologi yang ada di
suatu daerah sebagai akibat dari terjadinya perubahan – perubahan pada batuan
oleh proses tektonik atau proses lainnya.
2.6
Stratigrafi
Dalam Arti Luas ilmu yang membahas
aturan, hubungan dan kejadian (genesa) macam-macam batuan di alam dengan ruang
dan waktu, dalam
Arti Sempit ialah ilmu pemerian batuan,
Penggolongan stratigrafi ialah
pengelompokan bersistem batuan menurut berbagai cara, untuk mempermudah
pemerian aturan dan hubungan batuan yang satu terhadap lainnya. Kelompok
bersistem tersebut di atas dikenal sebagai Satuan Stratigrafi.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan
Lokasi Praktikum
Praktikum
ini dilaksanakan Pada tangggal 13 April
2013 – 11 Mei 2013,
bertempat di empat lokasi yaitu:
Lokasi pertama
: kebun agung, tanjakan gunung tangga,
Lokasi kedua
: Jl.
Perjuangan bukit pengalian batu (galian C)
Lokasi ketiga
: Jl. Ajidilayus, Perumahan
Bukit Alaya tembusan jalan panjaitan
Lokasi keempat : Jl. P. Suryanata, Gunung Pinang Puncak
Lokasi kelima
: Jl. P. Suryanata Gunung
Gamping Batu Putih
Lokasi keenam : Jl. Desa Perjiwa, Jalan Raya
Tenggarong-Samarinda Km 5
3.2. Alat dan Bahan
a) Kompas
Geologi
b) GPS
c) Palu
Geologi
d) Komparator
Butir
e) Kaca
Pembesar
f) Peta
Geologi
g) Clipboard
h) Pita
ukur
i) Kantong
Plastik
j) Buku
catatan lapangan
k) Pensil
H dan HB
l) Pensil
warna
m) Spidol
n) Penggaris
segitiga
o) Penggaris
panjang (30 cm)
p) Busur
derajat
q) Jangka
besar
r) Peruncing
Pensil
s) Kalkulator
t) Plaster
label
3.3
Prosedur Pengukuran dan Pengamatan
1)
Mengukur
posisi pengamatan menggunakan GPS.
2) Menyeket/menggambar lokasi yang akan diamati.
3)
Menentukan
arah dan sudut kemiringan singkapan batuan dengan kompas.
4)
Mendeskripsikan
batuan dari segi struktur, warna, komposisi mineral, kelas
pelapukan dan jenis batuan.
5)
Mencatat
hasil pengukuran.
Pengamatan
yang
digunakan dalam praktikum ini adalah pengamatan
Deskriptif dengan cara survey langsung ke lapangan, sehingga kita dapat
mengamati langsung struktur batuan dan gejala – gejala geologi lainnya serta
dapat memberikan gambaran mengenai jenis-jenis batuan yang diteliti.
Batuan pada lokasi
penelitian umumnya didapatkan batuan sedimen, batuan
ini didominasi oleh batu pasir, lempung yang berwarna kecoklatan/gelap
dan mempunyai struktur massif. Tekstur batuan ini butirannya
kasar,
dan banyak terdapat retakan-retakan baik yang sudah terbuka maupun yang hampir
pecah. Pelapukan pada batuan ini termasuk jenis pelapukan biologis, kimiawi,
dan fisis. Hal ini terlihat dari perubahan mineral, komposisi yang terjadi
karena pengaruh air, (kimiawi), terdapat akar tumbuhan dan dedaunan (biologis)
dan suhu yang diikuti oleh perubahan warna (fisis).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil praktikum
4.2 Pembahasan
A.
Lokasi
1 ( Kebun Agung, tanjakan Gunung Tanggah, Samarinda 150
m dari jalan )
Posisi 1
LS: 000 27’3,9”
BT: 117012’0,1”
Deep : 50
Strike
: 420
Sampel Batuan :
1.
2.
Pada gambar 1 Batuan
ini tergolong batuan sedimen. Batuan ini memiliki porositas yang jelek dan
pemilahan yang baik terdiri dari butiran yang sama. Berwarna coklat agak
keputihan di bagian luar karena batuan ini bersentuhan langsung dengan udara dan
air sehingga terjadi persenyawaan dengan oksigen, warna coklat dengan
presentasi lebih dominan di bagian dalam. Tekstur halus sehingga tergolong batuan
pasir. Pada gambar 2 terdapat sisipan yang menggandung unsur besi
(magnesium) Interpretasi
di masa lampaunya bisa dikatan dahulu lokasi ini adalah delta atau muara.
B.
Lokasi 2 ( Jalan Perjuangan, Bukit Galian C, 50 m dari jalan )
Posisi 1
LS: 00027’23,5”
BT: 117009’30,2”
Deep
: 150
Strike : 180
Sampel Batuan:
1.
2.
Pada gambar 1 batuan
ini tergolong batuan sedimen. Berwarna abu-abu dan terdapat juga matrik yang
berupa mineral lempung yang ikut menyusun batuan tersebut. Serta terdapat juga
sisipan berupa magnesium. Pada gambar 2 terdapat fosil tumbuhan atau
kaya yang telah menjadi batu bara muda. Interpretasi masa lampaunya adalah
muara atau delta.
C.
Lokasi 3 ( Jalan Ajidilayas, perumahan
Alaya)
LS
: 00027’54,8”
BT
: 117010’26,5”
Deep
: 210
Strike
: 460
Sampel
batuan
Batuan ini tergolong batuan sedimen. Memiliki
ukuran butiran yang halus dan penyusun semennya kompak, berwarna hitam
kecoklatan dan ada juga yang berwarna merah bata dan kemungkinan warna tersebut
berasal dari mineral besi yang ikut menyusun batuan tersebut. Interpretasi
di masa lampaunya adalah muara atau delta.
D.
Lokasi 4 (Gunung Pinang Puncak, Jalan Suryanata )
LS
: 00027’00,5”
BT
: 117006’3,1”
Deep :610
Strike
:20,40
Sampel
Batuan :
Batuan ini tergolong batuan sedimen yang
proses terjadinya di daerah muara. Lempung yang disispi batu pasir, serta
terdapat sisipan magnesium. Warnnya putih ke abu-buan.
Interpretasinya di masa lampaunya adalah muara atau delta.
E.
Lokasi 5 ( Gunung Batu Putih, Jalan Suryanata, Samarinda )
LS:
00028’28,0”
BT:
117007’02,7”
Sampel bataun :
1. 2.
Pada gambar 1 batuan
ini tergolong batuan sedimen klastis , atau tidak mengenal butir. Warnanya
putih, serta terdapat kristal garam. Batuan ini terjadi akibat proses endapan
kimiawi, yang terjadi di laut dangkal. Pada gambar 2 terdapat
fosil kerang, hal ini membuktikan bahwa dahulu tempat ini adalah laut yang naik
ke permukaan akibat tenaga endogen.
F.
Lokasi 6 ( Desa Perjiwa, Jalan Raya Tenggarong-Samarinda )
LS
:00026’09,8”
BT
: 11700,2’9,5”
Deep
: 520
Strike
: 120
Sampel batuan :
Batuan ini termasuk batuan sedimen, batu
pasir, dan terdapat sisipan silika, yang berwarna putih. Susunan batuannya
termasuk kompak,serta warnanya hitam.interpretasi di masa lampau
bisa dipastika dahulu lokasi ini adalah muara atau delta.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan
hasil pengamatan dilapangan maka dapat kami simpulkan :
1. Terdapat
fosil-fosil kerang di gunung Batu
Putih yang menandakan bahwa duahulu kala di tempat
tersebut terdapat lautan yang mengalami pengangkatan akibat tenaga endogen.
2. Terdapat
singkapan batu pasir didaerah jl. suryanata kelurahan pinang kacematan Samarinda
Ulu
3. Kemiringan di jl. Suryanata gunung puncak sebesar 61°.
4. Terdapat fosil tumbuhan di jl. Perjuangan yang telah
menjadi batu bara muda.
5. Terdapat patahan di jl. Raya tenggarong-samarinda
akibatnya jalan di daerah tersebut sering amblas.
Dari hasil pengamatan lapangan yang telah kami lakukan di
berbagai lokasi di samarinda menunjukkan bahwa dahulu kala wilayah samarinda
adalah muara atau delta hal itu di buktikan dengan banyaknya daerah yang
dulunya adalah muara atau delta walaupun ada beberapa daerah yang dulunya
pantai maupun laut.
5.2
Saran
1. Khusus
pemerintah setempat diharapkan agar selelu memperhatikan dan menjaga
kelestarian lingkungan dan segera
melakukan reklamasi pada daerah yang telah ditambang.
2. Diharapkan
kepada rekan-rekan mahasiswa agar dapat menguasai alat-alat yang digunakan di
lapangan dan selalu serius dalam melakukan praktek lapangan.
3. Diharapkan
bagi mahasiswa agar dapat mengidentifikasi batuan dengan rinci dan benar.
4. Diharapkan agar semua rekan mahasiswa dapat
menginterpretasikan keadaan wilayah samarinda setelah melakukan praktek
lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Belajarnavigasidarat.blogspot.com/2012/10pengertian-navigasi.html
Jayus, Laporan
praktek lapangan jurusan Geografi, FMIPA Unmul 2012 : Samarinda
Kateli, J.A. dan
Marks.P.. Geologi Dasar.Departemen urusan Research Nasional : Jakarta
Lance.O,
Ivanova.M, Lebedeva.N.Geologo Dasar, Gya Media Pratama:Jakarta
0 komentar:
Posting Komentar