Rabu, 17 September 2014

Laporan Praktikum Geologi Dasar

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Praktek Lapangan
         Langkah persiapan sebelum menuju lokasi praktek lapang adalah penelusuran teori dan konsep-konsep yang menjelaskan tentang objek studi yang akan dikunjungi. Kajian teori tentang objek sangat dibutuhkan untuk mempertajam dan mengarahkan pemahaman pengamat pada berbagai gejala geologi.
         Pelaksaan praktek lapangan ini didasarkan pada kuriukulum tahun 2012/2013 pada semester genap, untuk menunjang tercapainya pembelajaran geografi. Waktu pelaksanaan praktek ini dilaksanakan Selama empat hari yaitu mulai tanggal  13 april 2013 – 11 mei 2013. Praktek lapangan ini dimaksudkan untuk menyusaikan antara teori yang diterima dengan objek lapangan.Karena kita tahu bahwa kajian gelogi belum cukup lengkap jika hanya sebatas teori saja, sehingga praktek lapangan sangatlah penting untuk dilaksanakan karena dapat membantu memperdalam ilmu serta mengetahui yang sesungguhnya kejadian dilapangan yang diterima khususnya pada mata kuliah geologi umum.

1.2  Ruang Lingkup Praktek Lapangan
Lingkup pokok penelitian telah menjadi suatu wilayah tertentu yang akan dijadikan sebagai perbandingan pembelajaran tentang gejala – gejala geologi. Dimana gejala tersebut akan dihubungkan dengan apa yang telah didapatkan selama proses pelajaran di kelas.
           Geologi sebagai dari pengetahuan alam yang mempelajari segala sesuatu tentang gejala-agejala yang terdapat  dipermukaan dan didalam bumi. Dalam mengkaji dan mempelajari ilmu geologi tidak cukup hanya berbekal teori, tetapi juga sangat diperlukan pengalaman langsung di lapangan. Dalam hal ini alam berfungsi sebagai laboratorium universal karena pengetahuan geologi bukanlah semata – mata  pengetahuan yang eksak seperti halnya ilmu fisika maupan matematika.
            Pengembangan pokok bahasan akan jauh lebih baik jika mahasiswa melakukan observasi langsung di lapangan sesuai kondisi alam yang dimiliki  oleh wilayah yang diamati. Dengan begitu akan lebih mempermuda pemahaman mahasiswa untuk memahami teori yang telah diperoleh sebelumnya dan mengetahui kebenaran yang ada tentang gejala- gejala geologi di muka bumi.

1.3  Tujuan Praktek Lapangan
      Adapun tujuan dilaksanakannya praktek lapangan ini antara lain :

     a.  Menguasai penggunaan peralatan lapangan baku.

b. Melatih mahasiswa mengobservasi, mengukur dan mengumpulkan data geologi kota Samarinda.
c.       Melatih mengumpulkan data, mengelola dan menginterpretasi data yang dikumpulkan melalui observasi mengukur dan cara mengumpulkan yang lainnya untuk menyusun karya ilmiah geologi.
d.      Dilatih menjadikan lapangan sebagai salah satu media pembelajaran.
e.       Membentuk sikap dan perilaku cinta lingkungan kepada para mahasiswa















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mineral (Deret Bowen Series)
           Mineral adalah bahan padat anorganik yang terdapat secara alamiah, yang terdiri dari unsur –unsur kimiawi dalam perbandingan tertentu, dimana atom-atom didalamnya tersusun mengikuti suatu pola yang sistematis. Mineral terbentuk scara alamiah, senyawa anorganik, komposisi kimia tertentu, dan sifat-sifat fisik yang konsisten,sifat fisik mineral mempunyai banyak ragam sebagian meliputi kekerasan, bentuk, warna, belahan dan lain-lain. Mineral terbentuk secara alamiah artinya material kristalin sintetis adalah bukan mineral.
           Mineral terbentuk oleh atom-atom yang saling mengikat.ada dua jenis ikatan yang banyak terbentuk dialam ikatan ion dan ikatan kovalen, pembentukan ikatan ion antara sodium dan klor dilakukan oleh pertukaran elektron kulit terluar dari atom sodium kepada atom klor proses ini menghasilkan kulit terluar yang stabil bagi kedua atom tersebut. Ikatan kovalen terbentuk ketika dua atom berbagi elektron ikatan antara silikon dan oksigen yang banyak jenis mineralnya terutama terbentuk oleh ikatan ini.
Sedangkan Mineral diklasifikasikan berdasarkan sifat fisik dan komposisi kimia. Sifat fisik mineral antara lain berdasarkan:
1. Struktur kristal, diamati melalui mikroskop.
2. Kekerasan (Hardness), diukur berdasarkan Mohs scale (1-10) ;
Talc Mg3Si4O10(OH)2
Gypsum CaSO4•2H2O
Calcite CaCO3
Fluorite CaF2
Apatite Ca5(PO4)3(OH,Cl,F)
Orthoclase KAlSi3O8
Quartz SiO2
Topaz Al2SiO4(OH,F)2
Corundum Al2O3
Diamond C (pure carbon)

3. Kilap (Luster), diukur dari interaksi terhadap cahaya
4. Warna (Colour), tampak oleh mata
5. Streak
6. Cleavage
7. Fracture
8. Specific gravity
9. Lain-lain (Fluorescence, Magnetism, Radioaktivity, dll).

Mineral diklasifikasikan berdasarkan komposisi kima dengan grup anion. Berikut klasifikasinya menurut Dana :

1. Silicate Class, merupakan grup terbesar. silicates (sebagian besar batuan adalah >95% silicates), yang terdiri dari silicon dan oxygen, dan dengan ion tambahan seperti aluminium, magnesium, iron, dan calcium. Contoh lain seperti feldspars, quartz, olivines, pyroxenes, amphiboles, garnets, dan micas.
2. Carbonate Class, merupakan mineral yang terdiri dari anion (CO3)2- dan termasuk calcite dan aragonite (keduanya merupakan calcium carbonate), dolomite (magnesium/calcium carbonate) dan siderite (iron carbonate). Carbonate terbentuk pada lingkungan laut oleh endapan bangkai plankton. Carbonate juga terbentuk pada daerah evaporitic dan pada daerah karst yang membentuk gua/caves, stalactites dan stalagmites.Carbonate class juga termasuk mineral-mineral nitrate dan borate.


3. Sulfate Class, Sulfates terdiri dari anion sulfate, SO42-. Biasanya terbentuk di daerah evaporitic yang tinggi kadar airnya perlahan-lahan menguap sehingga formasi sulfate dan halides berinteraksi. Contoh sulfate; anhydrite (calcium sulfate), celestine (strontium sulfate), barite (barium sulfate), dan gypsum (hydrated calcium sulfate). Juga termasuk chromate, molybdate, selenate, sulfite, tellurate, dan mineral tungstate.

4. Halide Class, halides adalah grup mineral yang membentuk garam alami (salts) dan termasuk fluorite (calcium fluoride), halite (sodium chloride), sylvite (potassium chloride), dan sal ammoniac (ammonium chloride). Halides, seperti halnya sulfates, ditemukan juga di daerah evaporitic settings seperti playa lakes dan landlocked seas seperti Dead Sea dan Great Salt Lake. The halide class termasuk juga fluoride, chloride, dan mineral-mineral iodide.

Oxide Class, Oxides sangatlah penting dalam dunia pertambangan karena bijih (ores) terbentuk dari mineral-mineral dari kelas oxide. Kelas mineral ini juga mempengaruhi perubahan Kutub Magnetic Bumi. Biasanya terbentuk dekat dengan permukaan bumi, teroksidasi dari hasil pelapukan mineral lain dan sebagai mineral asesori pada batuan beku crust dan mantle. Contoh mineral Oxides; hematite (iron oxide), magnetite (iron oxide), chromite (iron chromium oxide), spinel (magnesium aluminium oxide – mineral pembentuk mantle), ilmenite (iron titanium oxide), rutile (titanium dioxide), dan ice (hydrogen oxide). Juga termasuk mineral-mineral hydroxide.

5. Sulfide Class, hampir serupa dengan Kelas Oxide, pembentuk bijih (ores). Contohnya termasuk pyrite (terkenal dengan sebutan emas palsu ‘fools’ gold), chalcopyrite (copper iron sulfide), pentlandite (nickel iron sulfide), dan galena (lead sulfide). Termasuk juga selenides, tellurides, arsenides, antimonides, bismuthinides, dan sulfosalts.

6. Phosphate Class, termasuk mineral dengan tetrahedral unit AO4, A dapat berupa phosphorus, antimony, arsenic atau vanadium. Phospate yang umum adalah apatite yang merupakan mineral biologis yang ditemukan dalam gigi dan tulang hewan. Termasuk juga mineral arsenate, vanadate, dan mineral-mineral antimonate.

7. Element Class, terdiri dari metal dan element intermetalic (emas, perak dan tembaga), semi-metal dan non-metal (antimony, bismuth, graphite, sulfur). Grup ini juga termasuk natural alloys, seperti electrum, phosphides, silicides, nitrides dan carbides.
8. Organic Class, terdiri dari substansi biogenic; oxalates, mellitates, citrates, cyanates, acetates, formates, hydrocarbons and other miscellaneous species. Contoh lain juga; whewellite, moolooite, mellite, fichtelite, carpathite, evenkite and abelsonite


2.2 Batuan
Batuan merupakan bagain kulit bumi dalam bentuk padat dan terbentuk oleh agregrasi partikel mineral.Sebagian besar batu merupakan campuran dari beberapa mineral yang tidak mempunyai ramuan yang pasti, sehingga sebutir batu dengan butiran batu lainnya mungkin berbeda unsurnya.batuan sendiri dibedakan menjadi tiga yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf.

2.2.1 Batuan Beku
           Batuan beku merupakan batuan hasil pendinginan batuan cair pijar (magma) yang berasal dari dalam permukaan bumi. Magma yang keluar dari dalam bumi juga dapat mengalami proses pembekuan pada saat perjalanan ke permukaan bumi. Pembekuan magma ada yang masih berada di sekitar dapur magma, berada di dalam lubang perjalanan(korok) dan ada yang membeku di permukaan bumi. Oleh karena itu , batuan beku terbagi atas tiga bagian menurut tempat pembekuannya, yaitu :
·         Batuan Plutonik ( batuan beku dalam), yaitu batuan yang membeku di dalam dapur magma. Proses pembekuan batuan ini secara perlahan – lahan sehigga ablur – ablurnya tumbuh secara wajar. Hasil pembekuaan ini adalah batuan yang seluruhnya terdiri dari hablur (kristal). Misalnya, batuan granik.
·         Batuan intrusive (batuan korok), yaitu batuan yang tempat membeku di antara dapur magma dengan permukaan bumi (korok). Misalnya, batuan batolit. 
Batuan ekstrusif (batuan beku luar), yaitu batuan yang membeku di  permukaan bumi. Batuan ini prses membekunya secara cepat sehingga hablur – hablurnya halus. Misalnya, batu kaca dan batu apung.

2.2.2 Batuan Sedimen
           Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk sebagai akibat perombakan atau terkikisnya batuan dari suatu tempat kemudian di endapkan secara berlapis – lapis di tempat lain. Setelah mengalami proses pengerasan, yakni perekatan dan penekanan dalam waktu yang lama, sediment akhirnya dapat membantu.
Menurut proses pembentukannya, batuan sediment dapat digolongkan menjadi tiga golongan yaitu :
1)      Aluvial, yaitubatuan sedimen yang dibentuk dan diendapkan oleh sungai – sungai. Misalnya, pasir dan tanah endapan ditepi sungai.
2)      Batuan sedimen mudah, batuan yang tidak dipengaruhi oleh gerakan orogen. Pada lapisan batuan ini sering terdapat tambang minyak bumi. Misalnya Lumpur lunak.
3)      Batuan sediment tua, yaitu batuan sediment yang sudah melengkung atau terlipat bahkan retak oleh gaya endogen. Misalnya..batua serpih.

Menurut bahan asal pembentukannya, batuan sediment dapat dibedakan menjadi tiga bagian antara lain :

·         Batuan sedimen klastis, yaitu batuan yang terbentuk oleh disintegrasi batuan asal melalui proses pelapukan. Proses transportasi oleh air atau angin dapat mengubah atau memperkecil pecahnya batuan dalam berbagai ukuran dan bentuk. Batuan sedimen klastis dapat dibagi atas sub bagian, yaitu :
a). batuan sedimen yang butiranya sangat halus, misalnya tanah liat
b). batuan sedimen yang butiranya halus sedang, misalnya pasir.
c). batuan sedimen yang butiranya kasar, misalnya breksi dan konglomerat.

·         Batuan sediment organis, yaitu batuan yang berasal dari kegiatan organisme. Misalnya batu kapur.

·         Batuan sediment kimiawi, yaitu batuan yang terbentuk karena proses kimiawi.misalnya evaporit.





2.2.3 Batuan Metamorf
            Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk sebagai akibat tekanan yang berat dan mendapat sentuhan temperature yang tinggi di dalam bumi. Batuan ini berasal dari batuan beku ataupun sediment yang terbentuk akibat adanya tekanan dan temperatur yang tinggi dalam waktu yang sangat lama.

Jenis batuan malihan / metamorf yaitu :
Ø  batu marmer yang berasal dari batu gamping
Ø  batu sabak, yang berasal dari batu serpih
Ø  batu gneiss, yang berasal dari batu granit
Ø  batu bara keras / grafit yang berasal dari bara lunak
Ø  pasir kuarsa, yang berasal dari batuan pasir.

2.3 Navigasi
            Navigasi adalah penentuan posisi dan arah untuk melakukan suatu kegiatan lapangan ataupun perjalanan baik di medan sebenarnya atau di peta, dan oleh sebab itulah pengetahuan tentang kompas dan peta serta teknik penggunaannya haruslah dimiliki dan dipahami.
            Sebelum kompas ditemukan, navigasi dilakukan dengan melihat posisi benda – benda langit seperti matahari dan bintang-bintang dilangit.

2.3.1 Peta Geologi (Formasi Batuan)
           
Peta Geologi adalah suatu peta tematik yang menggambarkan kondisi geologi suatu daerah. Peta tersebut merupakan hasil dari proses pemetaan geologi. Pemetaan geologi adalah suatu kerja lapangan yang memanfaatkan metode geologi lapangan untuk menghasilkan Peta Geologi dari daerah tersebut.

2.3.2 Orientasi Medan dan GPS
           Orientasi medan adalah Pengidentifikasian atau pengenalan suatu daerah GPS atau Global Positioning System adalah salah satu sistem yang membantu kita untuk mengetahui posisi kita berada saat ini. GPS bekerja menstranmisikan signal dari satelit ke perangkat GPS untuk memperoleh detil posisi yang seakurat mungkin, GPS sebaiknya digunakan di ruang terbuka penggunaan GPS didalam ruangan, hutan atau pun ditempat yang banyak gedung-gedung tinggi, akan membuat GPS bekerja kurang akurat.
            
2.3.3 Kompas
            Ada dua tipe kompas geologi yang dikenal, yaitu kompas empat kuadran dimana lempengan skala dibagi menjadi empat kuadran, kuadaran NE (North-East), NW (North-West), SW (South-West) dan SE (South-East), masing-masing besamya 0 0 s/d 90° diukur dari North (Utara) dan South (Selatan) balk ke arah East (Timur) maupun West (Barat). Sedangkan tipe yang kedua adalah kompas tipe azimuth atau tipe 360°, dimana lempengan skala dibagi menjadi 360° diukur dari North ke East.
2.4 Pemetaan Geologi
            pemetaan geologi adalah menampilkan segala macam kondisi geologi yang ada di lapangan (yang bersifat tiga dimensionil) ke dalam peta (yang bersifat dua dimensionil). Gejala geologi yang nampak di lapangan terutama adalah batuan, urutan batuan, struktur batuan serta bangun bentang alam yang dibangun oleh batuan tersebut.
2.5 Struktur Geologi
            Struktur geologi adalah suatu struktur atau kondisi geologi yang ada di suatu daerah sebagai akibat dari terjadinya perubahan – perubahan pada batuan oleh proses tektonik atau proses lainnya.
2.6 Stratigrafi
Dalam Arti Luas ilmu yang membahas aturan, hubungan dan kejadian (genesa) macam-macam batuan di alam dengan ruang dan waktu, dalam Arti Sempit ialah ilmu pemerian batuan,
Penggolongan stratigrafi ialah pengelompokan bersistem batuan menurut berbagai cara, untuk mempermudah pemerian aturan dan hubungan batuan yang satu terhadap lainnya. Kelompok bersistem tersebut di atas dikenal sebagai Satuan Stratigrafi.


BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Lokasi Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan Pada tangggal 13 April  2013 – 11 Mei 2013, bertempat di empat lokasi yaitu:
Lokasi pertama    :    kebun agung, tanjakan gunung tangga,
Lokasi kedua       :    Jl. Perjuangan bukit pengalian batu (galian C)
Lokasi ketiga       :    Jl. Ajidilayus, Perumahan Bukit Alaya tembusan jalan panjaitan
Lokasi keempat   :    Jl. P. Suryanata, Gunung Pinang Puncak
Lokasi kelima      :    Jl. P. Suryanata Gunung Gamping Batu Putih
Lokasi keenam     :    Jl. Desa Perjiwa, Jalan Raya Tenggarong-Samarinda Km 5
3.2. Alat dan Bahan
            a)         Kompas Geologi
            b)         GPS
            c)         Palu Geologi
            d)         Komparator Butir
            e)         Kaca Pembesar
            f)         Peta Geologi
            g)         Clipboard
            h)         Pita ukur
            i)          Kantong Plastik
            j)          Buku catatan lapangan
            k)         Pensil H dan HB
            l)          Pensil warna
            m)        Spidol
            n)         Penggaris segitiga
            o)         Penggaris panjang (30 cm)
            p)         Busur derajat
            q)         Jangka besar
            r)          Peruncing Pensil                     
s)         Kalkulator      
t)          Plaster label
3.3 Prosedur Pengukuran dan Pengamatan

1)        Mengukur posisi pengamatan menggunakan GPS.
2)    Menyeket/menggambar lokasi yang akan diamati.
3)        Menentukan arah dan sudut kemiringan singkapan batuan dengan kompas.
4)        Mendeskripsikan batuan dari segi struktur, warna, komposisi   mineral, kelas pelapukan dan jenis batuan.
5)        Mencatat hasil pengukuran.   

Pengamatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah pengamatan Deskriptif dengan cara survey langsung ke lapangan, sehingga kita dapat mengamati langsung struktur batuan dan gejala – gejala geologi lainnya serta dapat memberikan gambaran mengenai jenis-jenis batuan yang diteliti.
Batuan pada lokasi penelitian umumnya didapatkan batuan sedimen, batuan ini didominasi oleh batu pasir, lempung  yang berwarna kecoklatan/gelap dan mempunyai struktur massif. Tekstur batuan ini butirannya kasar, dan banyak terdapat retakan-retakan baik yang sudah terbuka maupun yang hampir pecah. Pelapukan pada batuan ini termasuk jenis pelapukan biologis, kimiawi, dan fisis. Hal ini terlihat dari perubahan mineral, komposisi yang terjadi karena pengaruh air, (kimiawi), terdapat akar tumbuhan dan dedaunan (biologis) dan suhu yang diikuti oleh perubahan warna (fisis).







BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil praktikum
4.2 Pembahasan
A.    Lokasi 1 ( Kebun Agung, tanjakan Gunung Tanggah, Samarinda 150 m dari jalan )
Posisi 1
            LS: 000 27’3,9”
            BT: 117012’0,1”
            Deep : 50
            Strike : 420
 Sampel Batuan :
 
1.                                                                      2.

Pada gambar 1 Batuan ini tergolong batuan sedimen. Batuan ini memiliki porositas yang jelek dan pemilahan yang baik terdiri dari butiran yang sama. Berwarna coklat agak keputihan di bagian luar karena batuan ini bersentuhan langsung dengan udara dan air sehingga terjadi persenyawaan dengan oksigen, warna coklat dengan presentasi lebih dominan di bagian dalam. Tekstur halus sehingga tergolong batuan pasir. Pada gambar 2 terdapat sisipan yang menggandung unsur besi (magnesium)  Interpretasi di masa lampaunya bisa dikatan dahulu lokasi ini adalah delta atau muara.



B. Lokasi 2 ( Jalan Perjuangan, Bukit Galian C, 50 m dari jalan )
Posisi 1
LS: 00027’23,5”
BT: 117009’30,2”
Deep : 150
Strike : 180

Sampel Batuan:
1.                                                         2.
Pada gambar 1 batuan ini tergolong batuan sedimen. Berwarna abu-abu dan terdapat juga matrik yang berupa mineral lempung yang ikut menyusun batuan tersebut. Serta terdapat juga sisipan berupa magnesium. Pada gambar 2 terdapat fosil tumbuhan atau kaya yang telah menjadi batu bara muda. Interpretasi masa lampaunya adalah muara atau delta.






C. Lokasi  3 ( Jalan Ajidilayas, perumahan Alaya)
LS : 00027’54,8”
BT : 117010’26,5”
Deep : 210
Strike : 460
Sampel batuan
Batuan ini tergolong batuan sedimen. Memiliki ukuran butiran yang halus dan penyusun semennya kompak, berwarna hitam kecoklatan dan ada juga yang berwarna merah bata dan kemungkinan warna tersebut berasal dari mineral besi yang ikut menyusun batuan tersebut. Interpretasi di masa lampaunya adalah muara atau delta.













D. Lokasi 4 (Gunung Pinang Puncak, Jalan Suryanata )
LS : 00027’00,5”
BT : 117006’3,1”
Deep  :610
Strike :20,40
Sampel Batuan :

Batuan ini tergolong batuan sedimen yang proses terjadinya di daerah muara. Lempung yang disispi batu pasir, serta terdapat sisipan magnesium. Warnnya putih ke abu-buan. Interpretasinya di masa lampaunya adalah muara atau delta.













E. Lokasi 5 ( Gunung Batu Putih, Jalan Suryanata, Samarinda )
LS: 00028’28,0”
BT: 117007’02,7”
Sampel bataun :                                       
1.                                                                                                                                        2.            
                                                          
Pada gambar 1 batuan ini tergolong batuan sedimen klastis , atau tidak mengenal butir. Warnanya putih, serta terdapat kristal garam. Batuan ini terjadi akibat proses endapan kimiawi, yang terjadi di laut dangkal. Pada gambar 2 terdapat fosil kerang, hal ini membuktikan bahwa dahulu tempat ini adalah laut yang naik ke permukaan akibat tenaga endogen.













F. Lokasi 6 ( Desa Perjiwa, Jalan Raya Tenggarong-Samarinda )
LS :00026’09,8”
BT : 11700,2’9,5”
Deep : 520
Strike : 120
Sampel batuan :
Batuan ini termasuk batuan sedimen, batu pasir, dan terdapat sisipan silika, yang berwarna putih. Susunan batuannya termasuk kompak,serta warnanya hitam.interpretasi di masa lampau bisa dipastika dahulu lokasi ini adalah muara atau delta.









BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
             Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan maka dapat kami simpulkan :
1.      Terdapat fosil-fosil kerang di gunung Batu Putih yang menandakan bahwa duahulu kala di tempat tersebut terdapat lautan yang mengalami pengangkatan akibat tenaga endogen.
2.      Terdapat singkapan batu pasir didaerah jl. suryanata kelurahan pinang kacematan Samarinda Ulu
3.      Kemiringan di jl. Suryanata gunung puncak sebesar 61°.
4.      Terdapat fosil tumbuhan di jl. Perjuangan yang telah menjadi batu bara muda.
5.      Terdapat patahan di jl. Raya tenggarong-samarinda akibatnya jalan di daerah tersebut sering amblas.
Dari hasil pengamatan lapangan yang telah kami lakukan di berbagai lokasi di samarinda menunjukkan bahwa dahulu kala wilayah samarinda adalah muara atau delta hal itu di buktikan dengan banyaknya daerah yang dulunya adalah muara atau delta walaupun ada beberapa daerah yang dulunya pantai maupun laut.
5.2  Saran
1.      Khusus pemerintah setempat diharapkan agar selelu memperhatikan dan menjaga kelestarian lingkungan dan segera melakukan reklamasi pada daerah yang telah ditambang.
2.      Diharapkan kepada rekan-rekan mahasiswa agar dapat menguasai alat-alat yang digunakan di lapangan dan selalu serius dalam melakukan praktek lapangan.
3.      Diharapkan bagi mahasiswa agar dapat mengidentifikasi batuan dengan rinci dan benar.
4.      Diharapkan agar semua rekan mahasiswa dapat menginterpretasikan keadaan wilayah samarinda setelah melakukan praktek lapangan.
DAFTAR PUSTAKA

Belajarnavigasidarat.blogspot.com/2012/10pengertian-navigasi.html
Jayus, Laporan praktek lapangan jurusan Geografi, FMIPA Unmul 2012 : Samarinda
Kateli, J.A. dan Marks.P.. Geologi Dasar.Departemen urusan Research Nasional : Jakarta
Lance.O, Ivanova.M, Lebedeva.N.Geologo Dasar, Gya Media Pratama:Jakarta






 
Copyright (c) 2010 Geografi Universitas Mulawarman. Design by WPThemes Expert
Themes By Buy My Themes And Cheap Conveyancing.